Wakil Rektor UIN Maulana Hasanuddin Pemateri FGD di Gedung LDII Banten, Jaga Kerukunan Beragama
Serang (9/10) DPW LDII Banten sebagai tuan rumah kegiatan Kementerian Agama (Kemenag) provinsi Banten dan Balai Litbang Agama Jakarta secara proaktif menggelar Focus Group Discussion (FGD) sebagai langkah strategis mendeteksi dini dan mencegah potensi konflik internal umat beragama.

Pemateri kali ini dari wakil rektor UIN Maulana Hasanuddin, Ali Muhtarom menyampaikan materi mitigasi dan pencegahan paham ideologi radikalisme, terorisme dan intoleran.
“Agama hadir untuk membawa kedamaian, jangan sampai agama justru menjadi pemicu konflik,” Ujarnya.
Melalui FGD ini ia menilai dapat menanamkan kembali semangat nasionalisme sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme yang kini dapat menyebar tanpa disadari di tengah kemajuan teknologi.
“Semoga kita semua terbebas dari pengaruh paham yang radikal, sehingga dapat bersama-sama mencapai kemakmuran. Tanpa disadari, pengaruh itu bisa saja ada di sekitar kita, karena itu sosialisasi ini menjadi momen penting untuk menanamkan kembali rasa cinta tanah air,” kata Ali Muhtarom dalam pertemuan tersebut.
mengapresiasi dukungan Balai Litbang Agama Jakarta dan Kanwil Kemenag Banten yang telah membantu pelaksanaan FGD terkait pencegahan paham radikal di lingkungan kerja. Ia menegaskan, penanggulangan terorisme tidak hanya menjadi tanggung jawab aparatur, namun memerlukan dukungan seluruh elemen masyarakat termasuk seluruh pemuda lintas agama.
“Kami di kampus tidak bisa bekerja sendiri. Banten ini memiliki lebih dari 12,63 juta jiwa penduduk, dan tanpa dukungan pemuka agama maupun masyarakat, upaya pencegahan akan sulit berhasil. Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak, termasuk keluarga besar LDII Banten, untuk bersama-sama menjaga diri dari paparan ekstremisme,” ujar Ali Muhtarom.
Moderator FGD, Kabid Bagaskara sekaligus Sekretaris DPW LDII Banten mendampingi acara tersebut dan juga menyimpulkan diskusi tentang pentingnya toleransi terhadap semua agama.
“Kita sebagai umat Islam harus berdampingan dengan semua agama yang ada karena silaturahmi tidak harus pada sesama umat Islam saja,” ucapnya.
FGD menghadirkan tokoh agama lintas keyakinan, akademisi, dan aktivis sosial. Melalui dialog intensif, tercipta kesepahaman tentang pentingnya kolaborasi menjaga harmoni. Hasilnya ditandai dengan komitmen bersama seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat kohesi sosial di Banten.

Previous Post
Next Post

